简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Harga emas melonjak lebih dari 3% di awal pekan ini, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Serangan kelompok Houthi terhadap Bandara Ben Gurion dan serangan darat besar-bes
Harga emas melonjak lebih dari 3% di awal pekan ini, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Serangan kelompok Houthi terhadap Bandara Ben Gurion dan serangan darat besar-besaran Israel di Gaza meningkatkan permintaan aset safe haven. Selain itu, pernyataan kontroversial dari mantan Presiden AS Donald Trump yang menyebut kemungkinan “mengambil alih Greenland dengan kekuatan militer” memperparah ketegangan global dan memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai.
Data Ekonomi: Inflasi Masih Membebani, Pertumbuhan Melambat
Indeks ISM sektor jasa AS untuk April melonjak tak terduga, menandakan ekonomi belum masuk ke resesi. Namun, kenaikan tarif impor berdampak pada lonjakan biaya di sektor jasa, terutama restoran dan perhotelan, memicu kekhawatiran akan stagflasi. Pasar kini menanti keputusan suku bunga The Fed pada 7 Mei. Meski Trump terus menekan Powell agar menurunkan suku bunga, alat CME FedWatch menunjukkan pasar tidak memperkirakan pemangkasan dalam minggu ini. Kemungkinan besar The Fed akan tetap bersikap wait-and-see.
Dolar Melemah, Mata Uang Asia Melonjak
Pelemahan dolar AS dan kekhawatiran akan resesi global mengubah profil risiko imbal hasil aset dolar bagi negara-negara berorientasi ekspor. Menurut Goldman Sachs, sejumlah mata uang Asia seperti yuan, dolar Taiwan, dan ringgit Malaysia terus menguat. Data CFTC menunjukkan posisi short spekulatif terhadap dolar mencapai level tertinggi sejak September tahun lalu, memperkuat sentimen bearish terhadap greenback.
Dana Mengalir ke Asia, Mata Uang Regional Meroket
Aliran dana keluar dari aset AS menuju pasar Asia memicu reli mata uang kawasan secara serempak. Indeks Bloomberg Asia Currency mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak 2022. Dolar Taiwan melonjak 6,5% hanya dalam dua hari, tertinggi sejak 1988. Dolar Hong Kong, yuan, dan won Korea juga menyentuh level tertinggi bulanan atau tahunan, memaksa otoritas moneter sejumlah negara turun tangan menstabilkan kurs.
Kesimpulan:
Harga emas saat ini didukung oleh tiga faktor utama: ketegangan geopolitik, rotasi global aset, dan ketidakpastian arah kebijakan AS. Meski secara teknikal menghadapi resistensi di $3.400, selama ketidakpastian tetap tinggi, emas akan tetap menjadi “jangkar perlindungan” di dunia nyata. Jika The Fed tetap mempertahankan suku bunga minggu ini sementara inflasi dan ketegangan global terus meningkat, emas berpotensi menguji kembali level tertinggi sebelumnya.
Analisis Teknikal Harga Emas
Harga emas melonjak dari sekitar $3.250 ke $3.380, menembus zona resistensi sebelumnya, menunjukkan kekuatan tren bullish. Indeks RSI bertahan di atas 70, mengindikasikan kondisi overbought, namun ini biasa terjadi dalam fase “inertia rally” dari tren kuat. Jika emas mampu bertahan di atas $3.350, target jangka pendek berikutnya adalah $3.400 dan bahkan bisa menguji $3.430. Sementara itu, level support berada di $3.263 dan $3.220. Jika tembus ke bawah, koreksi teknikal bisa terjadi.
Level Teknis:
Resistensi: $3.263–$3.270, $3.350 per troy ounce
Support: $3.220–$3.200 per troy ounce
Disclaimer: Artikel ini hanya merupakan opini dan analisa pasar umum. Tidak mewakili posisi resmi platform. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pembaca sepenuhnya. Harap berinvestasi secara bijak.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.